Pulang, Tere Liye


Diawal novel saya sudah merasakan rasa tegang, ketika si Babi Hutan bertarung dengan Bujang. Bujang berani sekali menaklukkan monster hutang yang besar, babi hutan raksasa. Diceritakan bahwa Bujang, ikut bersama Tauke Muda berburu ke tengah hutan. 

Pertempuran Bujang dengan babi hutan terjadi karena desakan, ya Bujang terdesak karena babi hutan menyerang kelompok mereka. Pilihannya, serang atau mati. Bujang, yang sudah kehilangan rasa takut. Sejak lama ia sudah kehilangan rasa takut. Tidak ada rasa takut dalam hidupnya, hilang entah kemana.


Perkenalan dengan tokoh per tokohnya dikenalkan secara detail pada bab berikutnya. Tentang bapaknya Bujang, Samad yang lumpuh dan ternyata merupakan mantan tukang pukul nomor satu keluarga Tong. Ibunya, mamak Midah yang merupakan putri dari pemuka agama di Pulau Sumatra. Pernikahan bapak dan ibu Bujang adalah pernikahan dua manusia yang beda strata dan juga beda kultur yang membuat mereka terusir dari kampung dan kemudian menetap di Talang, kawasan Bukit Barisan, Sumatra. 
 
Judul                : Pulang
Penulis             : Tere Liye
Penerbit           : Republika Penerbit
Kota terbit       : Jakarta
Cetakan VII    : November 2015
Cover baru     : April 2018
Harga : 75.000

Melawan babi hutan menjadikan awal kisah baru untuk Bujang yang kala itu masih berusia 15 tahun. Tauke muda kemudian mengajak Bujang ke Kota, meminta izin pada bapak dan mamaknya Bujang. Bapak setuju, mamak keberatan namun tetap melepaskan Bujang. Tak kuasa menolak karena ini sudah menjadi perjanjian antara Bapak dan Tauke Muda. 

Mamak hanya berpesan :   “Berjanjilah kau akan menjaga perutmu (dari makanan dan minuman haram dan kotor) itu, Bujang. Agar besok luka, jika hitam seluruh hidupmu, hitam seluruh hatimu, kau tetap punya satu titik yang putih, dan semoga itu berguna. Memanggilmu pulang.” - halaman 24- . 

Membaca novel ini, penuh dengan kejutan dan keseruan. Langsung dibawa ke 20 tahun kemudian, dimana Bujang sudah menjadi pria yang matang dan mantap. Akademisnya bagus, kokoh dan memiliki mata yang tajam. Bahkan Bujang tak gentar menghadapi dan menemui calon presiden terkuat untuk memberikan peringatan agar tidak mengusik bisnis keluarga Tong, bisnis shadow economy

Alurnya maju dan mundur, kembali ke masa lalu ketika Bujang pertama kali sampai di kota bertemu dengan banyak kawan barunya, salah satunya Basyir yang terobsesi menjadi seorang ksatria penunggang kuda suku Bedouin. 
 
           “Inilah hidupku, dan aku tidak peduli apa pun penilaian kalian. Toh, aku hidup bukan untuk membahagiakan orang lain, apalagi menghabiskan waktu mendengar komentar kalian. “ - Halaman 1 -

Jelas sudah kenapa Bujang dibawa Tauke muda ke kota, untuk dijadika seperti Samad, bapaknya. Menjadi tukang pukul nomor satu keluarga Tong. Bukan hanya diajarkan bela diri. Bujang juga diajari banyak hal termasuk akademis. Bujang dibimbing guru asal Amerika, Frans. Namun Bujang merasa bosan ingin langsung beroperasi, namun Tauke tidak mengizinkan . 

Hingga rasa sabar yang kian menipis, Tauke menantang Bujang ikutan ritual "amok". Ritual satu orang lawan puluhan bahkan ratusan petarung, kebayang kan? Bagaimana satu orang harus menahan gempuran dari ratusan orang dalam waktu tertentu? Apakah Bujang mampu bertahan? Tidak, ia harus siap kembali belajar bersama frans. 

Selepas peristiwa Amok ini, Bujang jadi bisa belajar bela diri juga selain belajar akademis. Bujang belajar dari kopong, komandan tukang pukul keluarha Tong. Bujang dilatih dengan sangat keras hingga akhirnya bisa bikin gurunya KO. 

Guru selanjutnya berasal dari Jepang. Guru Bushi. Seorang samurai yang masih bertahan di zaman ini. Bujang diajarkan menggunakan pedang, katana, shuriken dan lainnya. Latihan yang membuat Bujang makin bergairah meskipun berbulan - bulan latihan. Dilanjut belajar menjadi seorang penembak handal dengan guru asal Filipina, Salonga. Selain bela diri, Bujang pun berhasil menyelesaikan pendidikan magisternya di Luar negeri. 

Alur novel Pulang ini maju mundur dan terus membuat saya serasa masuk dan larut dalam keseruan ceritanya. Pertarungan yang mengesankan, tentang ekspansi keluarga Tong yang merangkak naik, yang tadinya hanya tingkat provinsi kemudian menjadi penguasa shadow economy nasional dan internasional. 
 
“Ketahuilah, Nak, hidup tidak pernah tentang mengalahkan siapa pun. Hidup ini hanya tentang kedamaian di hatimu. Saat kau mampu berdamai, maka saat itulah kau telah memenangkan seluruh pertempuran.” - Halaman 340 -

Ketika keluarga Tong sedang berada diatas kejayaan, muncul pengkhianat. Pengkhianat yang ingin menghancurkan kekuasaan keluarga Tong dan mengambil alih, siapa pengkhianat itu? Baca aja sendiri yah, saya gak mau spoiler ah, hehe.

Saya rekomendasikan novel ini dibaca sama siapapun yang ingin paham tentang arti pulang, bukan hanya pulang ke rumah atau ke kampung halaman, namun pulang yang memiliki arti lebih dalam lagi. Pulang dalam artian kehidupan, pulang ke arah yang seharusnya. 

Selamat membaca, dan selamat membenamkan diri dalam cerita! 

With love,

Iyang


Posting Komentar

0 Komentar